SULTRALINE.ID, BUSEL – Dinas Sosial Kabupaten Buton Selatan bersama Kapolsek Sampolawa menghadiri acara peresmian dan sarasehan pembangunan jalan rabat beton di Desa Wawoangi, beberapa waktu yang lalu.
Acara peresmian ini dihadiri Dinas Sosial Kabupaten Buton Selatan La Ode Taalan Kepala Dinas Sosial Melalui Kepala bidang perlindungan dan jaminan Sosial, La Hasifu bersama rombongan, Kapolsek Sampolawa IPTU. Imran, Kepala Desa Wawoangi beserta seluruh Perangkat Desa, Ketua Forum Keserasian Sosial Desa Wawoangi La Ode Dedi.
Kementrian Sosial Republik Indonesia memiliki Program Penanggulangan Dampak Bencana Alam dan Program Pencegahan Konflik Sosial di Masyarakat. Desa Wawoangi mendapat dana untuk Pencegahan Konflik Sosial dengan bantuan sarpras jalan rabat beton yang dilaksanakan oleh Masyarakat yang membentuk Forum Keserasian Sosial Desa Wawoangi.
Program/Kegiatan ini tidak semata-mata fisik bangunannya, tetapi justru difokuskan untuk menjalin keserasian/keharmonisan masyarakat dengan wujud gotong royong dalam pembangunan dan keswadayaan masyarakat.
Forum Keserasian Sosial Desa Wawoangi telah berhasil menunjukkan kegotong-royongannya, keharmonisan, keserasiannya, dengan melaksanakan pembangunan jalan rabat beton.
Kepala Dinas Sosial La Ode Taalan Melalui Kepala bidang perlindungan dan jaminan Sosial, La Hasifu mengatakan, terbangunnya jalan rabat beton itu sangat berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebab adanya jalan itu akan memperlancar dan mempermudah akses masyarakat setempat menuju sentra-sentra ekonomi mereka.
Dia juga memberikan aspresiasi khusus kepada warga Desa Wawoangi, yang masih terus melestarikan semangat gotong royong tingkat partisipasi warga di wilayahnya, masih sangat dominan, dan nilai partisipasi masih cukup membanggakan.
Secara terpisah, Ketua Forum Keserasian Sosial Desa Wawoangi, La Ode Dedi mengatakan, keserasian sosial dimaksudkan untuk mencegah terjadinya konflik sosial dan atau pengulangan kembali konflik sosial yang pernah terjadi, serta untuk menumbuhkan kembali semangat kegotongroyongan dan nilai-nilai kearifan lokal yang ada.
Laporan : TIM