SULTRALINE.ID, BUTON UTARA – Kepala Desa (Kades) Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara angkat bicara soal tuduhan yang disampaikan salah satu pemuda yang menilai tidak serius dalam upaya penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Kades Tomoahi, Acaruddin menjelaskan, bahwa itu hanyalah miss komunikasi antara kedua belah pihak. Pasalnya pemuda menilai tidak memperhatikan pemuda yang baru datang dari luar kota, dari pihak pemdes tidak ada persiapan untuk dilakukan karantina, baik itu tempat maupun logistik.
Padahal, menurutnya telah mempersiapkan semuanya untuk menangani hal tersebut dengan memberikan bahan logistik kepada para pemuda tersebut.
“Dari awal kita sudah membentuk satgas, dan saya diinformasikan mereka ini sudah sehari tiba di desa, yang kemudian saya menyampaikan kepada aparat desa untuk diberikan fasilitas kepada mereka. Kemudian sore harinya sudah ada fasilitas yang kami berikan seperti bahan makanan dan kebutuhan untuk menjalani karantina, memang pada saat yang kurang bantal untuk alas kepala untuk tidur, namun kemudian dijemput lah mereka untuk menjalani karantina dan mereka siap kemudian kami menyampaikan tidak ada bantal itu, tapi mereka bilang tidak masalah nanti mereka bantal sendiri katanya,” tutur Acaruddin saat dihubungi melalui via telepon, Jumat malam (8/5/2020).
Lanjut ia, penjemputan itu bada Maghrib, semua fasilitas di tempat karatina lengkap semuanya.
“Kami sudah sigap menangani hal ini, apalagi semuanya warga kami yang baru pulang dari luar daerah menimba ilmu, saya juga mengarahkan Satgas untuk melayani mereka kalau ada kekurangan tinggal disampaikan, tiba-tiba ada pemberitaan seperti itu, tapi tidak masalah ini hanya miss komunikasi dan saya sudah bertemu mereka semua yang disaksikan Kepala BPD,” terangnya.
“Dan Alhamdulillah semuanya sudah tuntas,” tambahnya.
Selain itu, Acaruddin juga menambahkan pihaknya telah mempersiapkan anggaran penanganan Covid-19 yang diambil dari anggaran desa sebesar Rp 6 juta.
“Kan ini baru awal. Kemudian soal masker kami juga sudah menyediakan sebanyak 400 buah yang akan dibagikan kepada warga,” ucapnya.
“Yang pada intinya kami sangat sigap dalam menangani Covid-19 ini, dan kami juga berharap ketika ada yang baru dari luar daerah untuk segera melapor sehingga kita segera mengambil langkah tepat,” pungkasnya.
Untuk diketahui sebelumnya Sekretaris umum Aliansi Pemuda Pelajar Sulawesi Tenggara (AP2 Sultra) Al Aksar menyoroti pemerintah desa tomoahi.
“Saya merasa kecewa dengan pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa Tomoahi, Kecamatan Kulisusu, kabupaten Buton Utara, dimana dengan adanya Pandemi Covid 19 ini, beliau tdak serius atau tdak bersungguh” dalam penanggulangan/penanganan covid 19, dimana pada saat adanya orang yang baru datang dari luar kota, dari pihak pemdes tidak ada persiapan untuk dilakukan karantina, baik itu tempat maupun logistik,” ujarnya.
“Kami tiba pada hari minggu, 3 Mei 2020, dan karantina dilakukan setelah malam kedua sejak kedatangan kami. Setelah satu dua hari dikarantina ternyata masih banyak kebutuhan yang kurang, bahkan kami tidur hanya berbantalkan tangan saja, saat mati lampu kami hanya mengandalkan sinar hp, dikarenakan tdak ada penerang lainnya/lilin yang disiapkan,” tuturnya, Rabu (6/5/2020)
Laporan : TIM