SULTRALINE.ID, KENDARI – Penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Muna dan Muna Barat, Sulawesi Tenggara selama ini terlihat kurang harmonis dengan tingginya tensi politik yang di bangun oleh para elit di dua daerah tersebut sejak dulu. Hal ini di pandang oleh sebagian masyarakat terjadi karena persaingan politik antar dua pimpinan daerah yang mengakibatkan tidak terbangunnya sinergitas yang baik antar daerah dalam menyelenggarakan pembangunan.
Persoalan tersebut terjawab sudah paska di lantik nya Dr. Bahri Sebagai Penjabat (PJ) Bupati Muna Barat pada Jumat 27 Mei 2022 di Rujab Gubernur Sultra, yang langsung melakukan silahturahmi bersama Bupati Muna LM. Rusman Emba untuk menciptakan kedamaian dan membangun harmonisasi antar daerah sehingga dapat tercipta sinergitas yang baik antara daerah induk dan daerah otonomi baru dalam menunjang penyelenggaran pemerintahan.
Dalam pertemuan itu Bupati Muna dan PJ Bupati Muna Barat bersepakat untuk bersinergi dalam membangun daerah. Hal tersebut mengundang reaksi yang sangat positif di tengah-tengah masyarakat dan sejumlah tokoh pemuda Muna Barat.

Seperti yang disampaikan Laode Abdul Harits Nugraha. Menurutnya Mengapa tidak, silahturahmi dalam bingkai semangat membangun daerah tersebut telah di rindukan oleh masyarakat Muna dan Muna Barat yang sejak lama terjebak oleh belenggu konflik elit yang mengakibatkan kurang harmonisnya hubungan antara dua daerah tersebut.
Padahal, sambung ia, Muna dan Muna Barat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan secara kultur, budaya dan pertalian kekeluargaan, karena Muna dan Muna Barat hanya terpisah secara administrasi pemerintahan.
“Kami sebagai generasi muda meyakini hal ini akan menjadi kilas balik Peradaban Baru masyarakat muna secara umum dalam mendukung dan bersinergi untuk membangun daerah dan ini juga akan menjadi catatan sejarah kedewasaan seorang politisi dan birokrat dalam hal menyelenggarakan pemerintahan untuk membangun daerah,” kata pria yang akrab disapa Dimas ini, Jumat (03/06/2022).
Lebih lanjut ia berharap kondisi ini terus terawat dengan baik sehingga bisa menjadi contoh bagi generasi-generasi muda yang ingin menjadi politisi dan birokrat, bahwa perbedaan itu tidak kemudian membatasi apa lagi merusak hubungan silahturahmi yang mengorbankan masyarakat dan pembangunan daerah.
“Ini pembelajaran politik buat kita generasi muda, sehingga pembangunan daerah itu berjalan sesuai keinginan dan harapan masyarakat,” pungkas yang juga Ketua Aliansi Nusantara wilayah Sulawesi Tenggara ini.
Laporan : Irdwan Jeko