SULTRALINE.ID, BOMBANA – Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam melakukan ziarah ke makam Raja Mekongga Sangia Nibandera, di Kompleks Pemakaman Raja Mekongga VIII di Desa Tikonu, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka, Minggu (4/6/2017).
Ziarah yang juga diikuti jajaran pemerintahan Provinsi Sultra ini merupakan rangkaian Safari Ramadhan Pemprov Sultra di Kabupaten Kolaka yang dilakukan sejak Sabtu (3/6/2017).
Atas Ziarahnya ini, Nur ALam menjelaskan, jika hal ini merupakan bagian dari ibadah spiritual. Namun bukan berarti menyembah paad makam, ibadah yang dimaksudkannya yakni dengan mengunjungi makamnya maka akan mengingatkan kembali nilai, ajaran dan spirit yang dipelajari dari perjuangan Raja Mekongga.
“Mereka para leluhur kita adalah para peletak dan para pemimpin yang memulai membangun martabat masyarakat Sultra di zamannya, yang secara turun temurun melahirkan kita sehingga kita wajib memberikan penghormatan,” jelasnya saat ditemui di Rumah Jabatan Bupati Bombana.
Untuk informasi, di kompleks Makam Raja Sangia Nibandera ini terdapat 16 makam milik ketururanan raja serta abdi kerajaan.
Raja Sangka Nibandera, merupakan Raja Mekongga VIII yang dilantik pada akhir abad -17 atau tepatnya pada tahun 1670. Saat dilantik ia bernama Lelemala dan mengemban tugas sebagai raja menggantikan ayahnya Sangia Nilulo yang wafat karena sakit, dan didampingi permaisurinya bernama Basembu.
Lelemala mendapatkan gelar Sangia Nibandera setelah menyelesaikan sengketa yang terjadi di Kerajaan Luwu atas permintaan raja Datu Luwu Ke-XIX yang bernama Alimuddin Settia Raya, sekitar tahun 1679, yang tengah bertarung dengan kerajaan Suppa.
Dan sebagai tanda terima kasih Datu Luwu Alimuddin, kemudian menyerahkan sebuah bendera merah Putih bertuliskan huruf-huruf Al Quran gambar Bintang dan Benda tajam.
Sepulangnya dari Kerajaan Luwu, Raja Lelema kemudian mengukuhkan gelar atas didrinya dengan mengambil nama yang tersimbolkan dari bendera hadiah kerajaan Luwu yakni dengan gelar, Sangia Nibandera yang berarti Dewa yang diberikan bendera atau dewa pembawa bendera kemenangan.
Laporan: Taufik Quraiz Rahman