Dalam empat bulan terakhir Indonesia telah dihebohkan dengan kasus terjangkitnya virus covid – 19 pada tiga orang warga negara Indonesia, kasus ini begitu menarik perhatian masyarakat, bagaimana tidak virus yang semula menjadi hantu bagi masyarakat kota Wuhan China kini telah menghatui warga Negara Indonesia. Data Dikutip dari kawalcovid19.id (data bisa berubah karena adanya penambahan dan pengurangan kasus) Per-tanggal 1 April 2020 kasus positif Covid-19 sudah mencapai 1528 orang yang positif terjangkit dengan jumlah 136 korban meninggal dunia. Sungguh menjadi momok yang menakutkan, namun walau seperti demikian 85 orang telah sembuh dari virus ini dan 1311 orang masih dalam masa perawatan.
Para ahli medis sedang berusaha dengan segala teknik dalam dunia medis untuk menangani pasien covid-19, Pemerintah juga membuat kebijakan baru untuk menangani wabah ini. Para pekerja media mencari dan membuat informasi dari sumber yang kredibel terkait wabah ini untuk disajikan kepada masyarakat.
Dalam pemberitaannya banyak media yang mengangkat terkait isu ini dengan berbagai macam sudut pandang dan sumber data, tak jarang media sosialpun digemparkan dengan berita-berita semacamnya yang kadang membuat keresahan masyarakat semakin menjadi, penyebara berita Hoax pun sering dijumpai pada media sosial seperti WhatsApp media sosial yang banyak digunakan masyarakat indonesia ini sangat sering menjadi media penyebaran berita Hoax.
Terhitung di Sulawesi tenggara sendiri sejak dinyataknnya tiga orang positif terjangkit Virus Covid-19 pada akhir bulan maret masyarakat begitu panik dan ketakutan. Hal ini berdampak pada banyak aspek kehidupan. Seperti penjualan alat kesehatan, penjualan masker saat ini sangat sulit untuk ditemukan jikapun ada harganya sangat melambung tinggi dari harga 1000 rupiah perlembarnya saat ini mencapai 5000 – 10.000 rupiah perlembarnya, Handsainitizer yang semula hanya sekitar 12.000 – 17.000 saat ini menjadi 60.000 rupiah sangat mencengankan. banyak beredar video yang menunjukkan keserakahan manusia untuk membeli dengan jumblah yang sangat banyak tanpa memikirkan orang – orang disekitar yang juga membutuhkan benda-benda kesehatan tersebut. Pemakaian masker sebenarnya hanya untuk mereka yang sedang batuk-batuk atau bersin. Penggunaan masker juga dikhususkan bagi petugas yang merawat Covid-19 ataupun orang-orang terdekat yang merawat orang bergejala Covid-19. Jadi untuk masyarakat seharusnya bisa mengerti untuk tidak memborong habis masker sampai tidak tersisa
Hal seperti itu tidak harusnya terjadi jika setiap orang memahami apa sebenarnya Covid-19. Banyak masyarakat yang panik dan takut dengan virus itu karena menurut pemahamannya virus ini sangat mematikan. sebut saja Irma Mahasiswi Kesejahteraan sosial semester enam universitas Halu Oleo kendari saat diwawancarai melalui Media WhatssApp ia mengatakan bahwa virus corona ini sangat mengerikan membuatya tak berani untuk keluar kosan “ saya takut sekali karena virus ini sangat mematikan bisa tertular lewat udara, virusnya bisa bertahan selama 3 jam di udara menurut pernyataan mahasiswi ini”.
Penjelasan yang dikutip dari Covid19.go.id Coronavirus itu merupakan keluarga besar virus yang dapat menyerang manusia dan hewan. Nah, pada manusia, biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit serius, seperti MERS dan SARS. Covid-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia di daerah Wuhan, Provinsi Hubei, China pada tahun 2019. Maka dari itu, Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus Disease-2019 yang disingkat menjadi Covid-19.
Penyebarannya memang sangat mengejutkan karena wujud virusnya yang tak Nampak dan sangat mudah berpindah dari manusia ke manusia yang lain. Dikutip dari Covid19.go.id dampak yang ditimbulkan setelah terpapar virus covid 19. Gejala Covid-19 ini pada umumnya berupa:
- Demam 38°C
- Batuk kering
- Sesak nafas
Nah, kalau kamu habis berpergian dan 14 hari kemudian mengalami gejala ini, segera ke Rumah Sakit rujukan untuk memeriksakan diri kamu lebih menyeluruh. Oh ya, saat ke Rumah Sakit, jangan menggunakan transportasi umum ya.
Bagaimanakah cara melindungi diri dari virus ini
✅ Tetap di rumah. Bekerja, belajar dan beribadah di rumah
Dalam penanganannya pemerintah kota kendari Sulawesi tenggara sudah membuat kebijakan terkait bekerja belajar dan beribadah di rumah untuk sementara waktu yang dilampirkan pada surat edarannya. Namun memang pandemi covid-19 tidak ada yang mengetahui kapan tepatnya akan berakhir dan kembali normal seperti semula.
✅ Jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain
Kita tidak bisa mengetahui secara kasat mata apakah orang di sekitar kita positif covid-19 atau tidak karena penularannya sangat mudah. WHO sudah menghimbau untuk jarak aman adalah 1 meter
✅ Jangan kontak langsung dengan orang bergejala COVID-19. Lakukan komunikasi via telepon, chat atau video call
Jika kita mempunyai keluarga atau kerabat yang terjangkit Covid-19 lantas kita tidak dianjurkan untuk menhindari atau menjauhi. Namun tetap waspada jangan melakukan kontak lansung, kita bisa menggunakan media sosial untuk berkomunikasi jika ingin berbincang dengan durasi yang lama.
✅ Hindari kerumunan
Menjaga jarak aman yakni 1 meter saat melakukan kegiatan sosial di luar rumah kita juga perlu untuk menghindari kerumunan apa lagi pada area publik karena hal ini dapat sangat menularkan virus kembali lagi pada point sebelumnya bahwa kita tidak mengetahui siapa orang yang terjangkit covid – 19
✅ Jangan sentuh mata, hidung dan mulut
Penyebaran virus sangat mudah terjadi melalui bakteri yang masuk ke selaput lendir seperti mata hidung mulut tangan yang selalu menyentuh benda-benda di sekitar akan sangat rentan untuk menjadi media perpindahan bakteri.untuk itu kita dianjurkan membersihkan tangan jika akan melakukan kegiatan yang melibatkan mulut, mata ataupun hidung
✅ Selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir! Sebelum makan dan menyiapkan makanan, setelah dari toilet, setelah memegang binatang dan sehabis berpergian
Menggunakan Handsainitizer untuk membersihkan tangan memang baik namu hal yang paling baik dari itu adalah membersihkan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun, sabun cair ataupun sabun batang. Mencuci tangan juga harus diperhatikan dengan baik, gosok semua bagian telapak tangan sampai pungung tangan juga sela-sela jari dan bagian sela-sela kuku syang bisa menjadi tempat bakteri dan virus bersembunyi.
✅ Ketika batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu. Buang langsung tisu ke tempat sampah setelah digunakan
Kewaspadaan sangat penting dilakukan untuk menjaga diri dari kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan terjadi namun tidak disarankan untuk membawa rasa panik. Karena kepanikan akan membuat semua semakin terasa kacau bahkan rasa panik yang berlebih bisa berdamak pada berkurangnya imun tubuh sehingga hal tersebut memicu virus dengan mudah menggagu kesehatan manusia.
✅ Beritahu petugas kesehatan jika kamu mengalami gejala, pernah kontak erat dengan orang bergejala atau bepergian ke wilayah terjangkit COVID-19
Kewaspadaan adalah hal terpenting dalam mengantisipasi virus ini namun tidak diiringi dengan rasa panik yang berlebihan. Jika seseorang telah melakukan kontak erat dengan orang yang bergejala atau telah bepergian ke tempat yang mayoritas adalah positif covid-19 lalu tuimbul gejala-gejala covid-19 maka wajib melaporkannya pada petugas kesehatan terdekat.
✅ Jika petugas kesehatan menyatakan kamu harus isolasi diri, maka patuhi agar lekas sembuh dan tidak menulari orang lain
Saat ini diseluruh dunia sedang mengalami pandemi virus covid-19 pemerintah sudah mengeluarkan himbauan untuk tetap di rumah saja dan tidak keluar rumah hal ini diharapkan mampu memutus rantai penebaran covid-19. Karean dengan tidak bertemu atau bepergian ke suatu tempat maka penyebarannya akan cepat terputus.
✅ Bersikaplah terbuka tentang statusmu pada orang lain di sekitar. Ini adalah bentuk nyata kepedulianmu pada diri sendiri dan sesama
Peduli dan saling mendukung adalah suatu solidaritas kita sebagai makhluk sosial untuk ikut berpartisipasi dalam pandemi covid-19 saat ini. Civid-19 ini bukan sebuah aib yang memalukan bkan pula sesuatu yang harus ditakuti namun kita waspadai agar tidak terjadi kepada kita. Status sebagai OTG, ODP, PDP adalah sesuatu yang harus di ketahui orang sekitar untuk demi kewaspadaan bersama.
Penjelasan Tentang OTG, ODP dan PDP
Banyak masyarakat yang tidak paham tentang OTG, ODP dan PDP maka dari itu berikut penjelasannya dikutip dari tirto.id
Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akan dikriteriakan sesuai dengan gejala yang nampak termasuk demam, batuk, sesak napas, hingga sakit tenggorokan. Di sisi lain, apabila hasil observasi yang dilakukan menemukan adanya saluran napas bawah yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari yang terjangkit, maka pasien dapat masuk dalam kriteria ini. Pasien dengan status PDP ini akan dirawat di rumah sakit untuk ditinjau dan dikontrol perkembangan kasusnya. Orang yang dinyatakan masuk kategori PDP akan menjalani proses observasi melalui proses cek laboratorium yang hasilnya akan dilaporkan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI. “Kami tidak ada kewenangan menetapkan status yang bersangkutan positif corona atau tidak, itu ada di ranah Kementerian Kesehatan atau Presiden Republik Indonesia,” pungkas Rita.
Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Sementara, pasien ODP memiliki gejala yang lebih ringan pada umumnya, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan demam. Akan tetapi, tidak ada kontak erat dengan penderita positif. Pasien dengan status ODP dapat dipulangkan untuk selanjutnya melakukan karantina sendiri selama kurang lebih 14 hari.
Orang Tanpa Gejala (OTG)
Dalam situs Kementerian Kesehatan RI juga kriteria Orang Tanpa Gejala (OTG). Orang Tanpa Gejala merupakan seseorang yang tidak memiliki gejala dan memiliki risiko tertular dari orang terkonfirmasi COVID-19. Orang yang memiliki riwayat kontak dekat dengan kasus konfirmasi COVID-19 dapat masuk dalam kriteria ini. Seseorang dapat dikatakan telah melakukan kontak erat apabila ia melakukan kontak fisik. berada dalam ruangan, atau berkunjung, dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Dengan catatan, kunjungan atau kontak dekat tersebut dilakukan dalam radius 1 meter dengan pasien dalam pengawasan atau terkonfirmasi.
Artikel ini dibuat oleh Wahyu Ibnu Siam merupakan Mahasiswa Jurnalistik UHO