SULTRALINE. ID, KENDARI – Untuk menyediakan tenaga profesional dalam industri pasar modal di Indonesia, The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) aktif mendorong hadirnya pendidikan pasar modal di kampus negeri di seluruh Indonesia, termasuk diantaranya di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Untuk mengembangkan pendidikan pasar modal tersebut di Sultra, TICMI menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Halu Oleo (UHO) untuk pelaksanaan pendidikan pasar modal yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas di pasar modal Indonesia khususunya di Sultra.
Kerjasama pelaksanaan program ini secara resmi akan dijalankan, ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara TICMI dan FEB UHO, yang dilakukan di gedung Studiomini FEB UHO, Kamis (06/04/2017) siang.
Direktur Utama TICMI, Mety Yusantiati mengatakan, pihaknya memang telah menjadwalkan akan menandatangani nota kesepahaman serupa dengan 30 perguruan tinggi (PT) di seluruh Indonesia di tahun 2017. Ia mengakui, UHO merupakan PT ke-16 nasional yang menandatangani nota kerja sama ini.
“UHO menjadi PT pertama di Sultra yang telah memenuhi kriteria dan persyaratan utama untuk mengadakan program kerja sama pendidikan pasar modal di Kendari,” ujar Mety saat ditemui SULTRALINE.ID usai penandatanganan.
Ia menjelaskan, wujud kerja sama pihaknya dan FEB dalam pendidikan pasar modal ini, yaitu dalam jangka waktu tertentu, PT diharapkan dapat menyelenggarakan pendidikan reguler yang mengacu pada silabus pelatihan dan sertifikasi Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) secara mandiri.
“Kami tidak mewajibkan syarat-syarat khusus bagi perguruan tinggi, asalkan mereka punya fokus dan konsen di pasar modal kita akan rangkul, sedangkan dari OJK mensyaratkan universitasnya harus berakreditasi minimal B,” ungkapnya.
Dikesempatan yang sama, Direktur Pengawasan dan Transaksi PT Bursa Efek Indonesia Hamdi Hassyarbaini menjelaskan, salah satu sasaran kerja Bursa Efek Indonesia (BEI) yang paling krusial adalah peningkatan jumlah investor.
Ia melihat bahwa peningkatan jumlah investor ini harus dimulai dengan penguatan posisi broker, dimana dalam konteks permintaan penawaran terhadap calon investor.
“Kami berharap TICMI dapat meningkatkan pengetahuan pasar modal di Indonesia, dan TICMI akan terus meningkatkan jumlah sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan memiliki pengetahuan serta keterampilan dalam bidang pasar modal,” paparnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO Rostin mengungkapkan, pihaknya menyambut baik kerja sama ini. Dirinya meyakini akan ada banyak manfaat positif yang didapatkan baik oleh dosen pengajar maupun bagi mahasiswa yang menjadi sasaran utama adanya kerja sama ini.
“Setelah lulus mahasiswa akan diberikan sertifikat pendamping ijazah berupa sertifikat pasar modal yang didapatkan secara gratis atau tak berbayar yang dapat diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan nantinya,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, dalam kerja sama ini TICMI bersama FEB akan mengembangkan mata kuliah yang terkait dengan pasar modal dan investasi. Untuk di FEB UHO sendiri mata kuliah tersebut telah ada sejak 2016 lalu yang diajarkan di jurusan Manajemen.
“Meskipun pada tahap awal ini baru di jurusan Manajemen, tapi tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan ke jurusan atau program studi lain, misalnya pada program studi Ilmu Ekonomi dan Pembangunan,” pungkasnya.
Laporan : Harsia H