SULTRALINE.ID, KENDARI – Setelah melakukan pendataan pedagang dan kios, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Kota Kendari terus bergerak cepat dengan melakukan pembersihan di lingkungan Pasar Basah Mandonga, Kamis (2/2/2023).
Pembersihan itu melibatkan karyawan dan karyawati Perumda Pasar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Pemadam Kebakaran Kota Kendari, serta Kerukunan Pedagang Pasar Mandonga (KP2M).
Direktur Operasional Perumda Pasar Kota Kendari, Muhammad Sabri mengatakan bahwa pembersihan itu masih di lakukan dibeberapa titik yaitu tempat para pedagang sayur atau lebih dikenal Besmen dan saluran air.
“Dimana di bagian sudut Besmen itu terdapat tumpukan sampah yang sudah bertahun-tahun tidak pernah dibersihkan,” ujarnya.
Kemudian sambungnya, selama ini sering terjadi banjir diarea Besmen yang disebabkan oleh adanya penyumbatan saluran air disisi kanan.
“Tadi kita sudah melibatkan pemadam untuk menyemprot yang tersumbat tadi itu. Alhamdulillah airnya sudah bisa mengalir,” jelasnya.
Kata dia, pembersihan itu akan terus dilakukan oleh pihaknya. Dipastikan sebelum berakhirnya masa kontrak pengelolaan PT Kurnia pada 10 Februari seluruh lingkungan pasar tersebut sudah dalam keadaan bersih.
“Setelah dilakukan pembersihan, jumlah sampah yang berhasil kita kumpulkan hari ini kami perkirakan mencapai 5 sampai 7 truk,” tandasnya
Sementara itu, Salah satu Pedagang, Rosmini mengatakan langkah yang diambil oleh Perumda Pasar dalam melakukan pembersihan sangatlah tepat.
“Kalau kami lebih setuju jika pengelolaan pasar itu diambil alih oleh Pemerintah Kota Kendari dalam hal ini Perumda Pasar,” ujarnya.
Kata dia, jika pemerintah yang mengelola pasar tersebut maka setiap keputusan yang akan diambil kedepannya pasti memikirkan kesejahteraan para pedagang setempat.
“Karena pasti mereka tidak sewenang-wenang sama kita pedagang. disini sewa meja naik terus kalau masih pengelolaan PT Kurnia,” bilangnya.
Sementara itu Pedagang lainnya, Wayako mengaku senang jika kedepan pengelolaan pasar dikembalikan di pemerintah kota.
Sebab selama berdagang kurang lebih 25 tahun banyak susah senang telah dirasakan olehnya.
Mulai dari kerusakan yang ada di pasar tersebut selalu dibebankan kepada pedagang maupun sewa lapak yang makin mahal.
Sehingga kini mereka ingin merasakan pengelolaan pasar yang dilakukan oleh pemerintah.
“Saya imbau kepada teman-teman kita ke pemerintah mi dulu supaya kita liat bagaimana perhatian pemerintah kepada pedagang,” pungkasnya.
Laporan: TIM