ADVERTORIAL – Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya dengan pembangunan. Dalam buku Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil Salim (2010) karya Iwan J Azis, pembangunan berkelanjutan sering disebut sustainable development. Menurut Elim Salim, konsep pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam serta sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan. Secara konseptual, pembangunan berkelanjutan sebagai transformasi progresif terhadap struktur sosial, ekonomi, politik. Hal tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi kepentingannya tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang.
Pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan unsur ekologis dengan memelihara berbagai tatanan lingkungan dan keanekaragaman hayati yang ada. Pembangunan harus dilaksanakan dengan terus memelihara integrasi tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan bumi tetap terus terjaga.
Pembangunan yang berkelanjutan juga harus mempunyai tatanan yang menjamin kestabilan ekonomi. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang bisa mendorong efisiensi ekonomi dan mencapainya sumber daya alam yang di mana nilai ekonominya dapat dihitung sebagai kapital dalam rangka akunting ekonomi.
Indikator pembangunan berkelanjutan yang berikutnya adalah harus berlandaskan sosial budaya. Indikator ini dimaksudkan agar pembangunan bisa mendorong stabilitas penduduk dengan cara memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia dan menciptakan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Pembangunan yang berkelanjutan juga mempunyai indikator dalam bidang politik yang di mana harus mempunyai rasa hormat terhadap kebebasan individu dan sosial untuk bisa ikut serta di dalam bidang ekonomi, sosial dan politik. Proses pembangunan yang berlangsung haruslah terjadi secara transparan dan bertanggung jawab agar dapat dilihat oleh semua masyarakat.
Pembangunan yang berkelanjutan juga harus memiliki indikator dalam pertahanan dan keamanan yang berarti mampu untuk mengatasi ancaman dan tantangan dari dalam ataupun luar negeri. Baik ancaman secara langsung ataupun tidak langsung yang bisa membahayakan suatu daerah.
Dengan semangat itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus berkomitmen dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan yang ada di RPJMD 2017=2022 Pemrintahan dimasa kepimpinan Walikota Kendari, Sulkarnain, dimana pembangunan berkelanjutan telah ditetapkan sebagai salah satu aspek yang bertujuan memberikan akses pembangunan yang adil dan inklusif, serta menjaga lingkungan hidup. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan diharapkan mampu meningkatkan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
(Groudbreaking Jalan Kembar Kali Kadia dan Jalan ZA Sugianto – HEA Mokodompit)
Terbaru Pemkot Kendari tengah focus membangun jalan kembar kali kadia dan Jalan Zainal Abidin Sugianto – H.E.A Mokodompit. Dengan telah dilakukan groundbreaking yang dilakukan Walikota kendari, Sulkarnain Kadir beserta jajaran Pemkot Kendari, pada Senin 18 Oktober 2021.
Pembangunan jalan altenatif di rute baru ini dilakukan untuk mendukung percepatan pembangunan dan perkembangan wilayah Kota Kendari.
Pembangunan jalan ini, memanfaatkan pinjaman lunak Program Pemulihan Ekonomi (PEN) Pemerintah Pusat, dimana Pemerintah Kota Kendari mengusulkan pinjaman sebesar Rp 374 miliar.
Wali Kota menjelaskan, pembangunan jalan ini hingga pelaksanaan groundbreaking prosesnya memakan waktu sekitar satu tahun karena pemerintah kota Kendari harus berurusan dengan pemerintah pusat untuk mengajukan pinjaman.
“Kita berterima kasih pada SMI yang mensupport dana karena program ini sepenuhnya dibiayai oleh PT SMI karena kita diberikan cukup kelonggaran selama delapan tahun untuk melunasinya,” ujar wali kota.
Selain memperlancar arus lalulintas, jalan ini akan menjadi lokasi wisata baru di Kota Kendari karena fasilitas jalan akan dilengkapi dengan bundaran air mancur mirip Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta, namun dengan ukuran lebih besar yakni 120 meter.
Ia berharap pembangunan jalan tersebut, akan menjadi sentral baru aktivitas masyarakat yang disebut sebagai Inner Ring Road atau Jalan Tol Lingkar.
Tentunya, pembangunan Jalan Kembar tersebut dapat memecahkan problematika yang dihadapi masyarakat yaitu kemacetan.
Sekaligus, Kata Sulkarnain Kadir diharapkan dapat memberikan dampak lainnya seperti dampak ekonomi.
Pihaknya juga akan menyediakan spot-spot ekonomi dengan menghadirkan UMKM, dari berbagai jenis dan berbagai tema.
Hal itu disusul dengan selesainya pengurusan penggunaan lahan tersebut dengan melibatkan pihak independen, dalam hal ini KJPP yang menentukan nilai. Secara administrasi, kata dia, sudah ada kesepakatan dengan seluruh pemilik tanah.
“Alhamdulillah sejauh ini masyarakat kita kooperatif dan berjalan cukup baik,” ujarnya.
Sementara itu Sekda Kota Kendari, Nahwa Umar dalam laporannya menyampaikan, pembangunan jalan ini dilakukan dengan sistem tahun jamak dengan total anggaran sebesar Rp 220 miliar.
Rencananya dua ruas jalan ini akan dibangun mengikuti standar jalan nasional dengan lebar 3.5 meter per lajur dengan total ruang milik jalan (Rumija) selebar 30 meter.
Menurutnya, Pemerintah kota yakin dengan jalan ini bisa memecah kemacetan yang bisa terjadi di jalan ZA Sugianto serta memudahkan warga dari arah Poasia dan sekitarnya menjangkau Kendari Park.
“Jalan akan dibangun sepanjang 4,1 KM terdiri dari jalan dari kali Kadia ke rumah sakit kota sepanjang 1,5 Km dan jalan Z.A. Sugianto ke jalan Mokodompit (kampus unhalu) sepanjang 2,6 Km,” ungkap Sekda.
Selain itu, akan dibangun jembatan bentang 90 meter dan bentang 25 meter masing-masing dua unit Pembangunan jalan yang dikerjakan oleh PT Istaka dan PT. Pundi ini diperkirakan tuntas bulan Juli 2022.
Sementara itu, DPRD Kota Kendari sangat mendukung dengan pembangunan jalan kembar kali kadia. Hal itu disampaikan ketua dprd kota kendari, subhan usai menghadiri kegiatan tersebut.
Menurutnya pembangunan tersebut akan menjadi ikon baru kota kendari bahkan bisa memajukan perekonomian karena pemkot kendari menyediakan spot-spot untuk para pelaku usaha dan bundaran yang menjadi daya tarik tersendiri.
“Walaupun di awal-awal ada perdebatan dan perbedaan, tapi pada akhirnya teman-teman DPRD sangat mendukung kebijakan Pemkot Kendari dalam pembangunan jalan kembar kali kadia dan Jalan Zainal Abidin Sugianto – HEA Mokodompit
Warga Kota Kendari pun menyambut baik langkah Pemkot Kendari yang terus melakukan pembangunan dan menata kota. Menurutnya Pembangunan yang akan dilakukan Pemkot Kendari agar bisa terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan membuka berbagai sarana transportasi umum bisa membuat masyarakat menjadi lebih berhemat dan beralih menggunakan transportasi publik untuk bisa menjangkau tempat yang jauh atau kantornya.
Selain itu juga dengan semakin banyaknya tempat untuk membuka usaha dan lapangan pekerjaan baru membuat siapa saja jadi bisa mengembangkan sayapnya dan mendapatkan pekerjaan yang sudah lama diimpikannya.
“Tentu itu harapan kami sebagai warga di Era Pak Sulkarnain,” ujar Uping
Begitu pula yang diungkapkan, Aden yang mengapresiasi gebrakan Pemkot Kendari, terlebih walau dikondisi masih pandemic tak melumpuhkan semangat untuk membangun kemajuan kota kendari seperti kota-kota yang telah berkembang.
“Kami sangat bangga dengan program Walikota kendari, semoga kedepannya bisa ditingkatkan lagi untuk kesejahteraan warga.” harapnya.
Pembangunan juga diharapkan tidak berlangsung dalam kehampaan alam. Alam memiliki berbagai ragam ekosistem alami yang berfungsi sebagai life-support system. Karena itu kegiatan pembangunan harus memperhitungkan dampak jejak pembangunan pada ekologi lingkungan yang harus berada dibawah kapasitas bio dan life support system.
Sistem ekologi alam dirusak oleh pola pembangunan yang terkonsentrasi hanya pada kepentingan ekonomi. Proses ekonomi berlangsung dalam “pasar dengan mekanisme harga yang mempengaruhi alokasi sumber daya pembangunan”. Kelemahan pasar adalah bahwa hanya sinyal ekonomi yang terukur bisa ditampung dalam pasar, sedangkan “sinyal kepentingan ekologi” berada di luar radar daya tangkap mekanisme ekonomi sehingga tidak tertangkap oleh ekonomi pasar. Karena itu biaya atau manfaat ekologi bersifat eksternalitas dalam ekonomi pasar dan tidak masuk dalam perhitungan ekonomi. Sehingga dibutuhkan intervensi hukum dan peranan Pemerintah untuk menjalankan kebijakan internalisasi faktor eksternalitas lingkungan dalam pola perhitungan biaya dan manfaat.
Maka jelas bahwa pembangunan ekonomi yang berlangsung selama ini tidak memperhitungkan dimensi sosial dan lingkungan. Sehingga menghasilkan buah pembangunan yang merusak tatanan sosial, tidak menggubris penduduk miskin dan disertai kerusakan lingkungan dalam ekosistem nasional dan global yang mengancam kelangsungan kehidupan manusia.
Sekedar informasi, Pembangunan tersebut sejalan dengan Visi Kota Kendari yakni Mewujudkan Kota Kendari sebagai Kota Layak Huni yang berbasis Ekologi, Informasi dan Teknologi. Serta Misi Kota Kendari yakni Meningkatkan Kualitas Pelayanan Masyarakat, Pembangunan Infrastruktur, Dan Menata Wajah Kota
Sejak Kepemimpinan H. Sulkarnain K, SE, ME dan dr. Hj. Siska Karina Imran, SKM Periode 2017-2022, sejumlah program yang telah dilaksanakan, utamanya program berbasis informasi dan teknologi. Para Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dipacu untuk menciptakan program pelayanan masyarakat berbasis informasi dan teknologi,diantaranya Layanan Integrasi Kendari atau LAIKA, layanan aduan masyarakat melalui aplikasi e-Humas, SiCantik Cloud yakni aplikasi yang memudahkan pelayanan pada pengurusan izin dan usaha dengan sistem teknologi informasi dan pelayanan satu pintu, e- signature, e-SPPD, SimpleSP2D, SIMSETGIS (Sistem Manajemen Informasi Aset Berbasis GIS), E-Planning, E- Monev, SIMPEG (Sistem Informasi Kepegawaian Daerah), SIMPER (Sistem Informasi Persuratan) aplikasi mempermudah proses administrasi persuratan, JARI (Jaga Kendari) , TP-PNS, SIP-PBB, SIP-BPHTB, SIP-PAD, SIMANTAP.
Sejalan program digitalisasi pelayanan masyarakat, Pemerintah Kota Kendari juga terus berbenah pada program fisik. Sejak awal tahun 2019 Walikota Kendari H. Sulkarnain K, SE., ME. telah menuntaskan dan membebaskan lahan peruntukan jalan serta merevitalisasi kawasan pedestrian, melakukan normalisasi kali serta saluran air (drainase). Melalui program Bina Marga, Cipta Karya dan SDA, Pemerintah Kota kendari terus meningkatkan jalan di beberapa kawasan dalam kota, diantaranya jalan kawasan Mandonga, Jalan Kawasan Kambu-Poasia, dan Jalan Kawasan Kambu-Poasia-Nambo.
Penataan kawasan kumuh melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di seluruh Kecamatan se Kota Kendari.