SULTRALINE.ID, KENDARI – Pertemuan tertutup telah digelar antara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara, Abdurahman Saleh, Ketua Badan Kehormatan DPRD Abdul Malik Silondae serta tokoh masyarakat Kota Kendari, Yani Kasih Marewa, Selasa (07/03/2017) sekitar pukul 11.00 Wita.
Pertemuan tersebut digelar untuk menyikapi insiden pemukulan yang dilakukan Ketua Komisi III DPRD Sultra Tahrir Tasruddin terhadap Staf Protokoler dan Humas Sekretariat DPRD Sultra, Alfian Syahputra yang juga merupakan putra bungsu, Yani Kasim Marewa.
(Baca: Digaji Rakyat, Anggota DPRD Sultra Malah Tampar Rakyatnya)
Ditemui SULTRALINE.ID, usai pertemuan Yani Kasim Marewa menjelaskan kedatangannya ke sekretariat dewan mewakili keluarga besarnya untuk membahas kelanjutan proses penindakan atas Tahrir Tasruddin sebagai pelaku pemukulan putranya.
Ia juga menjelaskan meskipun pihak keluarga sangat keberatan atas tindakan Tahrir yang menampar putranya tersebut ditengah acara resmi dan didepan umum, namun secara manusiawi ia dan keluarga berjiwa besar untuk memaafkan.
“Keluarga jelas keberatan, ini sudah mempermalukan keluarga. Namun kita percaya pada proses di dewan. Menurut kami ini melanggar kode etik, jadi harapan kita Tahrir dapat di PAW,” jelas Yani
Yani juga menganggap, dengan diberhentikannya Tahrir hal tersebut sudah sesuai dengan perbuatannya, sehingga pihak keluarga tidak melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian.
“Kita akan kawal terus permasalahan ini kalau bisa di PAW, agar bisa mempertanggungjawabkan apa yang telah dilanggar Tahrir Tasrudin, karena jelas apa yang dilakukan kita juga tidak mempidanakan, kita hanya berharap mekanisme di BK bisa bertindak adil dan profesional, pastinya bisa di PAW,” ungkap Yani yang hadir didampingi loyalisnya.
Ia juga berharap, Tahrir diperiksa kondisi kejiwaanya, karena tidak sepatutnya anggota DPRD melakukan tindakan terpuji di muka Umum. Tak hanya itu, Yani juga menilai Tahrir sudah beberapa kali melakukan perbuatan tidak etis dalam posisinya sebagai wakil rakyat.
“Tahrir sudah berulang kali melakukan tidakan yang tidak etis dan jadi kita juga berharap ia juga periksa jiwanya karena mungkin dia ini kelainan jiwa,” katanya.
Sementara itu, ditempat yang sama Ketua Badan Kehormatan DPRD Sultra Abdul Malik Silondae menjelaskan, pihaknya akan segera membicarakan hal tersebut diinternal BK. Ia juga membenarkan BK telah menerima laporan atas kasus tersebut.
(Baca:BK DPRD Sultra: Sidang Pemukulan Staf oleh Anggota DPRD Digelar Satu Dua Hari ke Depan)
Rencananya, dalam satu atau dua hari mendatang BK akan menggelar sidang etik atas peristiwa pemukulan yang dilakukan Ketua Komisi III DPRD Sultra Tahrir Tasruddin. “Satu dua hari kedepan, karena anggota BK yang lain masih belum ada ditempat,” singkat Abdul Malik Silondae pada SULTRALINE.ID.
Laporan: La Irdwan