SULTRALINE.ID, KENDARI – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2017 mencapai 8,4 persen. Capaian ini menempatkan Sultra pada posisi kedua tertinggi nasional dibawah Kalimantan Tengah dengan angka pertmbuhan ekonomi mencapai 9,5 persen.
Angka pertumbuhan ini juga melampaui capaian pertumbuhan ekonomi Sultra triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 7,6% (yoy) dan juga melampaui capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2017 sebesar 5,06% (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, Pinot Purwahono mengungkapkan, angka capaian ini juga berada posisi tertinggi jika dibandingkan dengan seluruh provinsi yang ada di Pulau Sulawesi bahkan Indonesia Timur.
“Capaian ini bahkan diluar prediksi kami, karena jika diliat dari trend, biasanya jika ditriwulan sebelumnya mencapai angka 7,6 persen, untuk triwulan kedepannya kami perkirakan sedikit menurun, tapi ternyata malah naik,” jelas Pinot Purwahono dalam konfrensi pers KPw BI Sultra, Rabu (24/5/2017).
Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi sultra ini terbentuk dari tumbuhnya ekonomi disektor lapangan usaha pertambangan yang mulai menujukan kenaikan pencatatan kinerja serta sektor lain yakni perikanan yang mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.
Berdasarkan data KPw BI Sultra, untuk pertumbuhan pangsa pasar lapangan usaha yang dominan dalam pembentukan angka pertumbuhan ekonomi sultra yakni, pertanian sebesar 24,4 persen, Pertambangan 20,6 persen, Konstruksi 12,1 persen, Perdagangan 12,0 persen, Industri Pengolahan 6,4 persen.
Jadi, kata Pinot, akselerasi tersebut didorong oleh akselerasi laju pertumbuhan yang terjadi pada investasi, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah pada sisi permintaan.
“Dari sisi penawaran, peningkatan kinerja lapangan pertambangan dan penggalian serta lapangan usaha konstruksi merupakan penyebab utama terjadinya percepatan laju pertumbuhan,” pungkasnya.
Laporan: Taufik Qurahman