SULTRALINE.ID, KENDARI – Tahapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sudah memasuki babak akhir, pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh permohonan pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi), pada Kamis malam (27/6/2019).
Dengan begitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dalam waktu dekat ini akan melaksanakan penetapan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 yakni pasangan Ir. H. Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin (Jokowi-Amin).
Tak kalah hangat yakni tersiar kabar bahkan sudah menjadi perbincangan secara Nasional bahwa perwakilan aktivis 1998 (98) akan mengisi posisi menteri di era pemerintahan Jokowi-Amin nantinya.
Menanggapi itu pengamat politik asal Sulawesi Tenggara (Sultra) Najib Husein mengatakan beredarnya wacana tentang akan di masukkannya aktivis 98 dalam kabinet Jokowi-Amin 2019-2024, sebenarnya sudah sangat pantas dan memang sangat layak jika dilihat dari sejarah dan cita-cita reformasi.
“Saya pikir sosok yang sangat pantas itu adalah sosok muda enerjik dan konsisten, jika nama Adian Napitupulu yang memang tersanter di sebut-sebut para aktivis saat ini, sudah sangat layak. Namun yang paling mungkin bisa di terima tawaran menteri, maka yang paling tepat adalah menteri agraria,” cetus Najib Husein kepada sultraline.id saat dijumpai di kediamannya, Sabtu (29/6/2019).
Menurut mantan aktivis 98 ini juga menilai sosok Adian Napitupulu memiliki kekuatan dan kemampuan dengan latar belakang seorang advokat dan seorang pejuang rakyat yang setia pada komitmen pergerakannya.
“Saya menyakini untuk itu dia layak untuk mengisi menteri agraria,” ujarnya
Apalagi, sosok Adian Napitupulu memang terkenal seorang aktivis yang garang dan tegas keperpihakannya kepada rakyat kecil.
Terlebih, kata Najib yang juga Dosen Universitas Halu Oleo (UHO) ini, Adian merupakan politisi yang aktif mengisi diskusi maupun debat-debat sebagai pendukung Jokowi-Amin selama perhelatan Pilpres 2019.
“Saya pikir dia (Adian, red) cukup mengena dibidang itu untuk bagaimana mengatasi permasalahan konflik agraria, dan melakukan reforma agraria, apalagi permasalahan ini cukup banyak terjadi di negara kita,” pungkas pria bersahaja ini.
Laporan : TIM